wujud asli queen of random kindom

TMI ABOUT ME:
21 tahun lalu, lahir seorang anak.. aduh ini apa sih? haha ;D pokoknya nama asli saya Rizqiani Aulia. Nama panggilan macem-macem, dari yang normal Rizqiani, Rizqi, kiani, kiki, sampe yang nggak tau kenapa gue (pake gue aja yah? lebih enak dan luwes bep >v<) dipanggil apil. ceritanya panjang, nanti aja ceritanya ya..
kalian ma bebas mau manggil apa,

sekarang kuliah, jurusan Jurnalistik (lagi pusing skripsiaan)
anaknya moody, random parah, hobi nulis (lebih tepatnya hobi nyampah di work karna buanyaak banget yang nggak rampung)
suka banget nonton film, sering begadang running drama korea atau west series
kalo udah ketemu buku atau bacan apapun ang seru, bisa abis dalam satu atau dua hari
suka banget sama Dan Brown OMG TT TT... pengen gitu nulis something yang feelnya awsome macam gitu,, hiks.. ini gue ngefans berat bukan karena karyanya doang deh beneran, tapi dedikasinya untuk menghasilkan buku yang super keren dan penuh kontroversi tuh gila tau nggak!! Doi sampe riset bertahun-tahun.. (maaf salfok jadi ngomongin pak Dan, abis gatel ni tangan)

ok, intinta gitu..


ABOUT RANDOM KINGDOM:
seperti judul blognya, disini gue posting berbagai hal random sesuai mood, tapi tetep berkonten kok.
"ini gimana cerianya random tapi berkonten?"

ya pokoknya gitu deh haha;pp

intinya adalah, disini gue hanya berbagi cerita-cerita dan tulisan tulisan yang gue buat, entah itu dalam bentuk fiksi sampe non fiksi. mulai dari novel sampai script,,

sebenernya banyak banget tulisan non fiksi yang udah gue buat kayak berita dan opini gue terhadap kasus tertentu ang lagi booming di sosmed, tapi emang nggak sempet gue upload karena seperti yang udah gue bilang kalo gue up sesuai mood hehe..
tapi kalo mau di up sekarang kan jadinya basi ya nggak sih? jaid yaudalahya,

soon gue up lebih banyak lagi fiksinya karena ketimbang cuman jadi spam di work gue kan..

then, check my Fiction out!!

LAST,, MAAFKAN TYPO TYPO ANG BERTEBARAN GAIS TT TT..

yellow you



21/03/19

SCRIPT; Elegi


ELEGI
A Film by Class of Jurnalistik
Story by Galuh Eka


CREW
Produser         : Arie Suseno M.Ikom
Director         : Galuh Eka
Script writer    : Rizqiani Aulia
Cameramen        : Eka Ayu
                   Eko Setiawan
                   Irfan Maulana
Lighting         : Nola Febianti
Audio            : Rizqiani Aulia
Wardrobe         : Fanny Debby
                   Dwi Sri Utami
Editor           : Nur Azizah
                   Nola Febianti
                   Galuh Eka

CAST
Mainrole         : Irkham firmansyah as Deden
Extras        : teman-teman kelas Deden (Rajid, made, Bagas, Romi, Gusti, Ijal, farhan, Irma, Dinda, Lia, dan Dewi)
                 : anak-anak perempuan di kopma (5 orang)
                   Orang yang bersamanya di lift (4 orang)
                   Pak didi
                   Dodi
               Orang-orang yang merekamnya saat kecelakaan.




SINOPSIS
ELEGI

Deden (20), adalah seorang mahasiswa di Univeristas Islam Syekh Yusuf Tangerang, jurusan Ilmu Komunikasi, aktif dalam berorganisasi, cerdas, selalu menjadi penggerak teman-teman nya di kelas. Ketua kelas semester 7a konsentrasi jurnalistik. Mudah bergaul, humoris, selalu bisa diandalkan oleh teman-temannya.
Satu hari ia merasa jenuh dan penat bukan karena banyaknya kegiatan namun karena dunianya yang ternyata diam namun sesungguhnya sangat bising.
Ia ingin keluar dari zona tersebut, Ia ingin merubah cara nya bersosialisasi dan mencoba merubah lingkungannya. Ia penat dengan semua bising yang semu.
Namun semua tak berjalan lancar. Berniat ingin keluar dari kebisingan yang semu, justru mengantarkannya pada dunia dengan kesunyian tanpa akhir.

                

                
Sc.001. Ext. Koprasi mahasiswa (Kopma). Siang

Suasana kopma terlihat agak ramai seperti biasanya. Deden terlihat sedang duduk bersama keempat temannya di salah satu meja sambil menunggu jam masuk kelas. Di meja tempat Deden duduk, teman-temannya sibuk dengan gedgetnya masing-masing. Ada yang bermain Mobile Lagend, dua orang lainnya bermain Hago dan PUBG, sementara satu orang lagi terlihat sedang melakukan panggilan video dengan seorang perempuan.
Di sebrang meja Deden juga terlihat 5 anak perempuan yang juga tengah sibuk dengan gadegtnya masing-masing. Ada perempuan cantik yang sedang mencari angle bagus untuk selfie, ada yang tampak menikmati lagu charlie puth sambil lipsync seakan ia adalah selena gomez, ada yang sibuk membuat snapgram, ada yang sedang stalk akun gossip lambe turah, ada juga yang sibuk chatting.
Semua tampak tertunduk dan tak peduli dengan sekitarnya ataupun dengan orang yang ada dihadapan mereka. Deden hanya memperhatikan mereka degan wajah kesal dan penat.
Lalu terdengar suara notifikasi Handphone Deden di atas meja. Deden mengambil Hp nya lalu membuka lama chat.


On Chat (Grup Kelas. 7A Jurnalistik)

Irma
Kelas di 502 ya
Den, kontak dosennya ya

Deden
Ok sip

Lalu Deden beralih ke laman chat nya dengan dosen

Deden
Assalamualaikum Pak, Bapak dimana ya? kelasnya di 502 ya pak.

Pak Didi (Dosen yang akan mengajar Hari itu)
Bapak sudah di kampus
Oke, menuju kelas


Setelah itu Deden beranjak dari duduknya


Deden
Guys, Pak Didi udah dikampus nih, masuk kelas yuk (bicara pada teman-temannya yang duduk bersamanya)

Romi
Belom masuk kelas kan doi? (masih berkutat pada gadgetnya)

Deden
Belom..

Romi
Yaudah lu duluan aja Den, kita masuk kelasnya ntar kalo Pak Didi udah masuk kelas. (matanya tak beranjak dari Gadget)

Deden
(menghela nafas) yeu.. kebiasaan (berlalu setelah menyeruput kopinya terlebih dahulu)




CUT TO

Sc.002. Ext/Int. Di Depan Lift. Di Dalam Lift. Siang

Deden sedang menunggu lift dengan beberapa orang lainnya.
Ting.. pintu lift terbuka, dan orang-orang itu bergegas masuk sementara Deden menunggu dan masuk ke dalam lift belakangan.
Di dalam Lift, semua orang diam, mereka fokus pada Gadget msaing-masing. Sementara itu Deden melirik ke kanan kirinya dengan tatapan seperti berkata “hape lagi aja”
Ting.. pintu lift terbuka lalu Deden dan orang-orang itu keluar

CUT TO

Sc.003. int. Koridor kelas. siang

Deden sedang berjalan di koridor menuju kelasnya. Lalu tiba-tiba dari arah belakangnya, Rajid muncul menyikut Deden.


Rajid
Hoi.. (sambil menyikut Deden lalu melongos mendahului langkah Deden sementara matanya tertuju pada Handphonenya bukan pada Deden)

Deden
(berhenti setelah disikut Rajid dan menatap nya dari belakang, lalu memaki dalam hati) gila, dari tadi orang-orang matanya ke Hp semua!!



CUT TO

Sc.004. Int. Ruang Kelas. Siang

Kamera memperlihatkan suasana kelas, ada 7 teman Deden yang sudah datang dan duduk dibarisan belakang sementara kursi barisan depan dibiarkan kosong. Dan lagi-lagi mereka semua berkutat dengan gadget masing-masing dan tertunduk.
Deden masuk ke kelas dan menatap teman-temannya sekilas, lalu mendudukkan dirinya di kursi barisan depan.
Suasana sunyi menyelimuti kelas, tak ada satupun yang bersuara kecuali handphone Deden heboh bergetar karena banyaknya pesan whatsapp masuk. Mereka bicara melalui laman chat padahal mereka ada di satu tempat dalam waktu yang bersamaan. Sesekali mereka tersenyum menertawai hal konyol di laman chat pada layar gadgetnya.


On chat

Irma
(mengirim gambar wajah Made yang tengah tertidur dengan mulut terbuka)
Awas ada lubang buaya! Wkwk :DD



Seketika pesan hinaan dengan bahan foto Made sedang tertidur pun jadi pembahasan hangat.
Deden hanya menyimak dan membaca grup kelasnya, semua teman kelasnya tampak ramai di grup, namun di kelas tak ada pergerakan ataupun suara tawa. mereka hanya tertawa dan tersenyum memandangi gadget mereka.

Tak lama Pak Didi masuk kelas diikuti dengan keempat temannya yang tadi masih di kopma, lalu kegiatan kuliah berjalan.
Nampak Deden yang tengah memperhatikan kuliah Pak Didi, sedangkan yang lainnya nampak pasif. Ada yang melamun keluar jendela, ada yang menguap, ada yang diam-diam memainkan gadgetnya, ada yang mencoret-coret buku catatan sambil menopang dagu seakan penjelasan dosen hanya angin lewat. Lalu kelas selesai.


Pak Didi
Ada yang mau nanya, soal yang baru saja saya jelaskan?


Semua orang tampak diam. Melihat hal itu Deden mencoba meramaikan suasan dengan mengangkat tangan dan mengajukan pertanyaan.


Deden
Pak, tugasnya boleh kasih perpanjangan waktu sampai Rabu gak, soalnya rada susah pak apalagi soal skripsi kan belum baca buku sama oenelitian referensinya pak

Pak Didi
Oke, boleh deh rabu ya. yaudah karna waktunya juga udah habis. bapak tutup pertemuan kita hari ini, wassalamualaikum. (lalu keluar kelas)


sebelum keluar kelas Deden megingatkan tugas yang tadi diberikan Pak Didi di grup kelasnya.


On chat

Deden
Tugas Pak Didi mata kuliah seminar jurnalistik, bikin proposal bab 1-3, dikumpulkan Rabu pukul 24.oo ke email didi2gmail.com

Dinda
Parah weh Pak Didi, dadakan kek tahu bulat

Made
tau ih ribet lagi tugasnya

Deden
tadi lu kenapa pada diem aja kalo keberatan

Irma
males lah gue ngomong nya

Deden
-_-


Setelah itu Deden beranjak dari duduknya dan bergegas keluar kelas.



CUT TO

Sc.005. Int. Koridor. Siang

Deden sedang berjalan di koridor lalu handphonenya bergetar tanda pesan masuk dan segera melihatnya. Ternyata itu Dodi yang membagikan poster konser.


Deden
Asik juga nih buat refresing (bermonolog dalam hati)



CUT TO

Sc.006. Ext. Kopma. Siang/Sore

Deden keuar dari lift dan berjalan melewati kopma. Tiba-tiba Dodi memanggilnya.


Dodi
Woy Den!

Deden
(berhenti)oit?

Dodi
Kuy lah ntar malem!

Deden
Siap.. (sambil mengangguk lalu melanjutkan langkahnya)



CUT TO

Sc.007. Ext. Jalan Menuju Sekret. Siang/Sore

Nampak Deden yang sedang berjalan menuju sekret dengan wajah yang tak terbaca.


Deden (vo)
(tentang teknologi dan kesunyian yang kebisingan semu yang ada di sekitarnya)


On frame
Orang-orang yang sibuk bermain gadget diamanpun. Sedang makan main Hp, sedang di toilet main Hp, naik motor main Hp, selesai sholah main Hp, jalan main Hp, keluar dari toilet main Hp dll.
Saat sedang berjalan tiba-tiba Ia ditabrak oleh beberapa orang yang juga tengah sibuk dengan gadgetnya sambil berjalan.
Deden kesal, lalu mempercepat langkanya menuju sektret.


CUT TO

Sc.008. Int. Sekret Himikom. Sore

Deden masuk ke sekret lalu mebaringkan tubuhnya. Matanya sayup-sayup lalu perlahan ia tertidur.
Kamera menujukkan pergerakan jarum jam yang berputar (timelaps)

CUT TO

Sc.009. Ext. Basement. Malam

Nampak Deden yang engah memekai helmnya dan bersiap dengan motornya, lalu pergi meninggakan kampus dan tenggelam bersama hiruk piruk jalanan yang sibuk.

CUT TO

Sc.010. Ext. Venue Konser. Malam
Deden terlihat di area konser. Wajahnya terlihat exited saat band yang ditunggunya akan memulai konsernya, namun seketika wajahnya berubah datar kembali bahkan nyaris kesal.


DEDEN POV

Didepannya terlihat orang-orang yang sibuk merekam dengan Hpnya masing-masing dan menghaangi pandangan Deden. Nyaris tak satupun dari mereka yang menikmati konsernya.
Deden keluar dari area konser dengan wajah kusut.


Deden
(menggerutu) kenapa sih orang-orang itu? ngga bisa apa, nikmatin momentnya aja secara langsung? (lalu pergi dengan motornya)



CUT TO

Sc.011. ext. Jalan raya. Malam
Deden sedang mengendarai motornya.

DEDEN POV

Sebuah motor dari arah berlawanan menuju kerahnya. Lalu terdengar suara nyaring kalkson, seketika Deden membantinh setir motornya ke trotoar

Terdengar suara benturan yang cukup keras. Nampak Orang-orang yang berada disekitar jalan itu kaget.
Kamera menyorot kondisi motor Deden yang sudah tergeletak, roda motor yang masih berputar lalu berangsur memperlihatkan kondisi Deden yang sudah berlumuran darah.
Orang-orang berdatangan mengerumuninya lalu satu-persatu dari mereka mulai merekam dan memotret Deden. sementara itu Deden nampak berusaha membuka mata ditengah kilatan lampu flash.


Deden
(dengan suara lirih merintih dan memohon) t..ttoo..long..


Kamera berangsur menjauh (lagu ELEGI)

-The end-

SCRIPT ; Dialog Terakhir


Dialog Terakhir
By Rizqiani Aulia

­­­­­­­­­­________________________________



SC.01 INT. RUANG READING. SIANG/SORE

Suasana ruang reading cukup kondusif meski reading belum dimulai. terlihat beberapa kru dan tallent yang duduk tertib di setting ruang ber-leter U. Mereka nampak sibuk dengan kertas naskah nya masing-masing. Beberapa diantara mereka juga ada yang mengobrol.
Kamera bergerak dan fokus ke arah kalender yang tergantung di dinding, di sebrang tempat duduk Ken.

Oktober, 2018

Lalu perlahan beralih kearaha Ken.
(CU) Ken membolak-balik kertas naskah yang ada di tangannya sambil sesekali menghela nafas.


Ken
(membaca sinopsis dalam hati)
“Berkisah tentang Renita yang dilema karena sudah memiliki pacar, tapi jatuh cinta pada Yuka si barista tampan di kedai kopi langganannya..” (matanya menatap miris pada lembaran naskan)
Kasian banget pacaranya (menutup buku naskah lalu memandang dua orang yang duduk di sebrang mejanya)


DISSOLVE TO

(meja di sebrang tempat duduk Ken). Nampak Daniel yang sibuk membaca naskah sambil sesekali berbicara pada Rega yang duduk disebelahnya.
sementara Ken masih memandangi Daniel dan Rega, Dika masuk ke tengah forum memimpin proses reading dan memulainya dengan perkenalan tallent dan kru.


Dika
Salsabila sebagai Renita, lalu ada mas Surya sebagai... lalu... sebagai Yuka..


(CU) wajah Ken yang masih melamun. Terdengar sayup-sayup suara Dika yang muali memperkenalkan tallent.


CUT TO
FLASHBACK ON (DESEMBER 2017)
FADE IN / FADE OUT


SC.02 INT. RUANG DEPARTEMENT POST-PRODUCTION. MEJA ARA (EDITOR YANG DIPERKENALKAN DEKAT DENGAN KEN). SIANG
      
       Kamera bergerak memperlihatkan kalender yang ada di atas meja Ara (Desember 2017)dan berakhir dengan middle shoot Ara dan ken yang tengah duduk berhadapan.


Ara
Jadi mau curhat apa? (sambil menopang dagu dan tersenyum curiga menatap Ken) soal Daniel sama Rega lagi?

Ken
(menghela nafas lau berdeca kesal) makin rese tau ngga sih mba mereka berdua. kesel aja gitu. kalo emang suka kenapa ngga bilang langsung aja sih? Rega malah makin sibuk ngechatin mulu hampir tiap malem, makin sering ngajak jalan, di kantor aja masih sempet nanya gue udah makan apa belum..

Ara
keganggu nih?

Ken
Keganggu sih engga.. tapi kan gue bete kalo cuman gitu-gitu aja (nada suaranya agak meninggi)

Ara
Ooh maunya di officialin?

Ken
Bukan gitu.. kalo suka seenngaknya bilang gitu kek, biar gue ada tindakan, nga nerka-nerka sambil kegeeran gini. Namti giliran gue uda suka, doi malah jadinya sama yang lain. Kan drama

Ara
Duh Ken, ini aja udah drama

Ken
Mba ih, kasih solusi dong..

Ara
Ya trus daniel gimana?

Ken
Nah!! (matanya membulat seakan ingat sesuatu) itu dia. daniel malah lebih parah, dia tuh kan emang iseng orangnya, tapi kemaren mba, waktu gue ketemu sama  mba Nadya(penulis yang akan membuat projek bersama)dia kan nemenin tuh, trus mba Nadya nanya “ini pacarnya?” (sambil memperagakan seolah dia adalah mba Nadya) trus masa dia jawab “mau nya sih gitu mba, tapi kalo dianya mau” gitu coba!! Kesel dong gue dengernya.

Ara
(tertawa renyah mendengar curhatan Ken) gue sebenernya bingung deh sama lo sama daniel, keliatan banget saling suka, tapi kenapa ngga jadian aja sih?

Ken
Yee.. lo nanya gue, gue nanya siapa? Nanya aja sana ke orangnya! (bicara dengan nada sewot)

Ara
Tapi serius deh, dia tuh pernah nembak lo ngga sih?

Ken
(diam, menatap Ara sendu sambil memanyunkan bibirnya lalu menggeleng pelan) tapi serius deh mba, daniel sama rega tuh.. (terhenti karna gelagat aneh Ara) kenapa sih?

Ara
Itu.. (tanpa suara sambil menujuk kebelakang Ken dengan dagunya)



Ken menoleh dan mendapati Daniel dan Rega tengah berdiri diambang pintu.



Ken
(melotot) mati gue!! (dalam hati)



Ken dan Ara saling bepandangan seperti ingin mengatakan “gimana dong??”



Ara
lO berdua dari tadi disitu?

Daniel
(mengangguk pelan pada Ara lalu memasukkan tangannya kecalan kantong celana) lumayan (kini kearah Ken)



Ken tak bisa berkata apapun, selanjutnya Ia hanya menghela nafas sambil memejamkan mata.



Ken
Tamat riwayat gue.. pengen tenggelam aja ke dasar samudera!! (dalam hati)



CUT TO
SC.03. INT. RUANG DEPARTEMENT PENYUTRADARAAN. PAGI
Terlihat Dio(kepala departement penyutradraan) sedang sibuk dengan laptopnya. disebelahnya ada Ara yang juga sibuk membaca lembaran-lembaran projek naskah. Lalu terdengar ketukan pintu.


Dio
Masuk..!!


Muncul Daniel dari balik pintu.


Dio
Eh niel, kenapa? (melihat daniel sekilas lalu kembali pada laptopnya)

Daniel
Lagi sibuk ya bang? (sambil berjalan kearah Dio dan Ara)

Dio
Ya biasalah, ada apa emang?

Daniel
Mau ngomongin soal proyek film series itu loh..



Sementara daniel dan Dio sibuk membicarakan projek lain, Ara masih sibuk dengan kegiatannya sambil sesekali mendengarkan. Lalu perhatiannya tersita ketika Daniel menyebut nama Ken.


Daniel
Niatnya sih mau narik Ken buat ngurus naskahnya sekalian buat kru juga

Dio
Ya itu sih atur aja, mau siapa kek, anak-anak kan emang lagi banyak yang luang kelaran projek gede kemaren, ngomong langsung aja nanti.. (kalimatnya terputus karna hanphone nya berdering tanda panggilan masuk) pokonya lo atur aja deh Niel.. eh Ra bentar ya(kini pada Ara)



Dio berjalan keluar ruangan mengangkat panggilan. Begitu Dio hilang dibalik pintu Ara menatap Daniel curiga


Ara
Lo ngga salah ngajak Ken?

Daniel
Emang dari awal niat ngajak dia kok (dengan nada meyakinkan)

Ara
Trus lo mau mau pur-pura bego soal kejadian kemaren? gue tau lo berdua (lo sama Rega) denger omongan kita kan?

Daniel
Ya trus mau gimana? justru karena gue tau, makanya lebih baik cepet diselesain kan?

Ara
Iya sih.. tapi kan..(tak bisa melanjutkan kalimatnya)

Daniel
Dia (Ken) dimana sekarang?

Ara
Sama Aca



Setelah itu daniel pamit pergi



Daniel
Tkanks mba!



CUT TO

SC.04. INT. RUANG DEPAREMENT KAMERA. PAGI/SIANG
Pintu ruangan terbuka, terlihat Ken sedang mengobrol santai dengan Aca dan beberpa orang lainnya dengan kegiatannya masig-masing.
Pintu diketuk dan semua mata tertuju pada Daniel tak terkecuali Ken dan Aca.



Daniel
Ken! (sambil melongok)

Ken
Gue? (bertanya tanpa suara ke arah daniel sambil menunjuk dirinya sendiri lalu menatap Aca sekilas dan akhirnya berjalan ke arah daniel) 
kenapa? (bertanya lagi dengan tatapan penasaran bercampur curiga saat sampai di dean Daniel)

Daniel
Gue mau ngomongin soal projek film series yang waktu itu pernah dibahas bang Dio (sambil berjalan menuntun Ken menjauhi ruang dep.kamera)

Ken
Ohh.. (dengan nada lega dan spontan mengikuti Daneil)



CUT TO

SC.05. INT. KAFETARIA KANTOR. PAGI/SIANG
Daniel dan Ken duduk berhadapan. Mereka tediam setelah daniel menjelaskan tentang projek yang dibicarakan. Daniel menatap Ken menunggu respon sementara ken menatap ke luar jendela seolah sedang berfikir keras.



Ken
Jadi lo mau gue jadi gabung ke tim lo?

Daniel
Singkatnya sih gitu,

Ken
Ngga ada yang lain gitu? (menatap Daniel penuh harap sambil sesekali mengigir bibir dalamnya berusaha menolak tawaran daniel)

Daniel
mmm... (mengulum bibirnya sendiri, sesekali mengangguk) ya ada sih, cuman dari awal gue emang niat ngajak lo.

Ken
(menghela nafas berusaha menyembunyikan kekecewaannya) gue pikir-pikir dulu deh, soalnya gue juga masih ngurus yang kemaren, ya walaupun ngga sibuk-sohuk banget sih..

Daniel
Oke, selow aja (mengangguk mantap lalu tersenyum)

Ken
Oke, udah kan? gue duluan ya (berdiri ingin pergi, namun tertahan oleh panggilan Daniel)

Daniel
Ken! (ikut berdiri) soal kemaren.. (terputus karena Ken langsung menyela)

Ken
Niel please..! (sambil menggeleng) gue.. (ucapannya juga tak selesai karena daniel kembali menyela)

Daniel
Ngga, maksud gue bukan itu (menggaruk leher belakangnya dengan ekspresi menyesal)



Ken menunggu daniel menyelesaikan kalimatnya, sementara dirinya memasang ekspresi seakan Ia ingin cepat pergi dari sana.


Daniel
Ngga jadi deh, lain kali aja

Ken
Bye.. (sambil berlalu pergi dengan perasaan lega)



CUT TO

SC.06. INT.KORIDOR RUANG DEP.KAMERA. MALAM
       EXT.PARKIRAN. MALAM
ken berjalan menuju ke ruang dep.kamera dengan santai. Pintu tertutup dan tanpa mengetuknya, Ken langsung membuka nya dan masuk.


Ken
mas Ac..aa (suaranya perlahan menghilang lalu berhenti karena tak melihat Aca melainkan Rega seorang diri didepa mejanya)


Rega
Ken?

Ken
Hai! (sambil celingukan sesekali menoleh kebelakang) gue nyari.. mas Aca?

Rega
Oh, baru aja keluar. (melihat Ken sudah rapih membawa tasnya) lo mau balik? Sama mas Aca?

Ken
Iya.. (berusaha tersenyum ramah lalu merogoh tasnya mencari hanphone) mm.. kalo gitu gue..(terputus saat melihat panggilan masuk ada layar Handphonenya lalu dengan segera mengangkatnya) Mas lo dimana sih? Katanya diruangan, ini malah begini jadinya.. (pada Aca. Berbisik sepelan mungkin pada hanphonenya agar tak terdengar Rega)


DISSOLVE TO

(EXT.PARKIRAN)
Sementara itu di parkiran Aca juga kesal


Aca
Lah lo lagian gue telfonin ngga diangkat, gue tuh mau ngasih tau disana ada Rega! (mengomel pada Ken)udah langsung ke parkiran sini!


DISSOLVE TO

(INT. RUANG DEP.KAMERA)
Ken memutus sambungan telfon lalu segera ingin pergi.


Ken
Ga, gue duluan ya (hendak melangkah namun ditahan Rega)

Rega
Ken bisa ngomong bentar ngga?
  
Ken
Duh lain kali aja ya Ga, ngga enak nih ditunggu.. bye..(berbalik sambil berlari kecil meninggalkan ruang dep.kamera)


(Rega point of view). Nampak pungung Ken yang berlari kecil mejauh. Lalu menghela nafas.



CUT TO:

SC.07. INT. LOBBY LANTAI 4. DIDEPAN LIFT. MALAM
       Ken berdiri menunggu lift setelah menekan panah kebawah.
(cu) raut wajah Ken yang terlihat khawatir sambil menggigit bibir dalamnya. Lalu kamera menyorot tangan Ken yang sedang mengenggam erat tali totebag nya.


Ken
(bermonolog dalam hati) gue kebangetan ngga sih ngehindarin mereka berdua gini? Kemaren Daniel..

DISSOLVE TO

SCENE DENGAN DANIEL DI KAFETARIA


DISSOLVE BACK TO

Ken
(masih bermobolog dalam hati) Tadi Rega.. (menoleh ke belakang lalu menghela nafas)


Angka di lift berubah jadi 4. Ting!! Pintu lift terbuka. Ken masuk. Pintu lift tertutup.



CUT TO

SC.08. INT. EXT. JALAN RAYA, AKTIFITAS KANTOR, AKTIFITAS KEN, DANIEL DAN REGA MASING-MASING. TIMELAPS.


Ken (vo)
Dan begitulah akhirnya. Mulai hari itu rasanya kepala gue cuman  berisi bagaimana cara menghindari Daniel dan Rega. Padahal itu kesalahan gue, kecerobohan gue yang curhat nggak apda waktu dan tempatnya dan hubungan gue sama mereka jadi imbasnya.
Tapi rasanya semesta mendukung pelarian gue saat itu. gue beruntung, sejak gue nolak masuk ke tim nya daniel, hampir satu tahun lamanya gue nggak pernah lagi satu tim baik sama Rega ataupun Daniel. Dan itu menjadikan interaksi anatara gue dan mereka berdua otomatis berkurang. Dan keberuntungan gue, habis hari ini.



CUT TO

FLASHBACK OFF (OKTOBER 2018)
FADE IN / FADE OUT

SC.09. INT. RUANG READING. SIANG/SORE
(KEN POINT OF VIEW)

Sayup-sayup mendengar namanya dipanggil. mengerjapkan matanya lalu melihat Kalender tergantung di dinding sebrang mejanya. (Oktober 2018)



Seseorang
Ken!! (sedikit berteriak)
mengerjap lagi. Lalu sadar jika dirinya tengah duduk di ruangan berleter U dan dpenuhi orang. Melihat Daniel dan Rega duduk di sebrangnya.

Ken
Ruang reading! (teriaknya dalam hati, raut wajahnya sedikit membelak)



Setelah itu menoleh ke arah kirinya dan mendapati Dika tengah bertolak pinggang dengan wajah sedikit kesal.

(Ken poit of view end)


Ken merapatkan bibirnya sambil memberikan raut wajah seperti “maaf..” pada Dika.
Dika menghela nafas sebelum angkat suara


Dika
Gue tau cowok didepan lo itu cakep (entah sengaja atau tidak menjeda kalimatnya)tapi bisa kali fokus dulu, tau kan tugas lo itu penting?

Semua orang di ruangan
(terkekah geli kearah Ken)

Ken
Iya bang maaf (bicara pelan lalu menunduk malu sambil berusaha menyembunyikan wajahnya dibalik buku naskah) sial..!! (mengumpat dalam hati)



Baik Daniel dan Rega juga diam-diam memperhatikan Ken, lalu keduanya tersenyum tipis.
Setelah memastika Ken sadar dari lamunannya, Dika melanjutkan,


Dika
Ok kalo gitu bisa dilanjutin ya, gue ulang. Gue sendiri Dika sebagai Director atau sutradara, Daneil sebagai Astrada 1 (menunduk saat namanya disebut), Ken sebagai Script countinuity (Ken ikut menunduk masih dengan raut wajah malu), trus Rega sebagai DOP (menunduk)....



CUT TO

SC.10. INT. PANTRY. PAGI
Ken sedang menyeduh kopi sambil mendengrakan musik lewat earphone. Dari arah bealakang, tangan seseorang menepuk pundak Ken.


Seseorang
Hoy..!!


Ken terjengat, hampir saja cup kopi ditangannya terpelanting. Saat menoleh ken mendapati Aca dan Ara yang tertawa karna ulahnya.


Ken
Ih! Ngga ngagetin berapa sih? (mengomel lalu kembali sibuk dengan cup kopinya)

Aca
Pagi-pagi udah ngopi aja, biar ngga ngelamun ya pas reading? (nada meledek)
Aca dan Ara duduk di kursi pantry

Ken
Mas Aca!! (merengek)


Sementara itu Aca justru semakin gencar meledeknya


Aca
Kocak banget ngga sih Ra adek lo? (tertawa) ke gep ngeliatin cowo ganteng (tertawa lagi)

Ken
Ih sumpah lo mas, kopi masih panas nih! Belom aja mampir ke muka lo! (Ken menghardik kesal sambil mendudukkan dirinya berhadapah dengan Aca dan Ara)

Ara
Udah ih Ca! (menyuruh Aca yan masih tertawa berhenti padahal dirinya juga tertawa mendengar ledekan saudara kembarnya itu)

Aca
Lagian ada-ada aja.. (sambil mengusap airmata di sudut matanya) gue baru ngantor langsung di suguhin cerita begitu ama anak-anak. Gokil sih, bisa banget lo Ken mau terkenal

Ken
udah kek mas, ih! Gue udah kenyang ni dapet ledekan dari orang sekantor! Udah lewat tiga hari masih aja dibahas mulu. Bete deh!

Ara
Yauda sih Ken gausah didengerin, ntar juga reda sendiri. Bay the way, ini reading terakhir kan?
Ken hanya mengangguk menjawab pertanyaan Ara sambil menyeruput kopinya, lalu beranjak dari duduknya.

Aca
Lah mau kemana?

Ken
Reading! Dari pada disini makan ledekan lo!

Aca
Bukannya disono ada.. (tak sempat menyelesaikan kalimatnya karena ken keburu menyelak)

Ken
Bodo amat!! (dengan wajah kesal berjalan keluar pantry)



Tinggalah Aca dan Ara yang terkekah sambil menggeleng akibat tingkah Ken.



CUT TO

SC.11. INT. RUANG READING. SIANG

Suasana proses reading masih berlangsung. Tallent yang hadir juga tak sebanyak hari pertama karena reading sudah memasuki adegan klimaks, terlihat mainrole saja yang mengikuti reading terakhir.
Ken terlihat lebih fokus meskipun sesekali Ia terlihat gelisah jika harus berinteraksi dengan Daniel atau Rega.


Dika
Oke, scene selanjutnya..(membaca sekilas naskah) wah ini dialognya jadi point adegan nih, dialognya film ini banget.. yuk yuk semangat yuk (sambil bertepuk tangan)



Saat dialog nya dibacakan oleh tallent, Ken tertegun. Matanya mengerjap lalu dengan hati-hati menjatuhkan pandangannya pada orang yang duduk didepannya.
Ken mendapati Daniel dan Rega juga tengah menatapnya walau tak secara langsung.
Sementara tallent sedang reka adegan dengan lawan mainnya, Dika juga diam-diam memperhatikan.
Mata Dika beralih dari Rega, Ken, Daniel, lalu kembali pada Ken, dan seterusnya.
Selesai reka adegan, Dika tiba-tiba menginterupsi


Dika
Oke, kita istirahat dulu.. (melihat jam tangan) stengah jam, abis itu kumpul lagi disini.


Dika keluar ruangan.



CUT TO

SC.12. INT. LORONG DEP.PENYUTRADARAAN. SIANG
(Ken point of view)

berjalan menuju ruang departemennya setelah mendapat pesan dari Dika. Sebelum sampai ruangan, nampak Dika yang tengah bicara dengan Ara karena ruang departement bersekat kaca.
(diluar) Ken menunggu lalu begumam



Ken
Mereka ngomongin apaan sih ko kayaknya serius?



(didalam) Dika menyadari kehadiran Ken lalu menyudahi pembicarannya dengan Ara.
(diluar) Saat Ara keluar, Ken langsung menyambutnya.



Ken
Ngomongin apaan lu mba?

Ara
Ntar aja..(sambil menggeleng lalu segera pergi)



Ken mengikuti langkah Ara yang menjauh, namun pemandangan setelah itu lebih mengejutka., Daniel dan Rega datang dan berjalan kearahnya.

(Ken poit of view end)


Selanjutnya, terdengar dika memanggil Ken dari dalam.


Dika
Ken..?

Ken
Iya bang.. (segera masuk lalu duduk di depan Dika)


Setelahnya, Daniel dan Rega masuk dan ikut duduk disebelah Ken, berhadapan dengan Dika.
Dika diam sejenak menatap anak buahya.


Dika
So, pada tau kenapa lo bertiga gue panggil kesini?


Ketiganya menggeleng


Dika
Kalian kenapa? (bertanya to the point)



Ken, Daniel dan Rega saling memandang dan nampak ingin bicara sesuatu.


Daniel
Kenaa gimana bang? (memasang wajah bingung)

Dika
Udah.. gue tau lo bertiga ada masalah kan?



Ketiganya terdiam lagi. Ken hendak bicar namun mengurungkan niatnya saat meliahat raut wajah Daniel dan Rega yang nampak gelisah.
Dan saat hendak berpaling, mata Ken bertemu dengan mata Dika. detik itu juga Ken menunduk menghindar, namun Dika terlanjur menangkap.


Dika
Ken?

Ken
Iya bang? (menatap Dika)

Dika
Ngga mau cerita?

Ken
Bukan gitu bang, kita emang ngga kenapa-napa kok! (mengelak, mencoba meyakinkan Dika) iya kan Niel? Ga? (beralih pada Daniel lalu Rega)



Daniel dan Rega sedikit terkejut namun menjawab dengan kompak,


Daniel dan Rega
Iya, kita ngga kenapa-napa ko bang.


Setelah jawaban itu Dika menghela nafas


Dika
Oke, anggep aja gitu, kalian ngga kenapa-napa. Tapi lo bertiga tau kan gue merahatiin kalian?. Orang-orang sekantor juga bisa kali kailan ada affair. Anyway, gue ngga mau itu mempengaruhi kerja lo bertiga terutama proyek ini. buktiin ke gue kalo kalian profesional oke? Ken? Niel? Ga?

Ken, Daniel dan Rega
Oke bang!

Dika
Good! Lo bertiga anak buah terbaik gue makanya gue libatin disini walaupun gue gau lo bertiga ada masalah. Yuk balik! Ditunggu sama yang lain. (Dika menginteruksi sambil mengiring ketiga anak buahnya kembali ke ruang reading)


Ken, Daniel dan Rega mengekori Dika tanpa bicara.




CUT TO

SC.13. INT. KOIDOR. RUANG DEP.POST.PRODUCTION. SORE
Selesai reading Ken langsung mencari Ara. Begitu melihat Ara sedang bersama Aca diruangannya, Ken bergegas masuk karena pintu terbuka lalu mengampiri mereka.


Ken
Mba Ara? (sambil mendudukkan dirinya) tadi bang Dika ngomongin apa? Ngomongin gue ya? iya kan? (tanyanya bertubi-tubi) soalnya tadi dia manggil gue sama daniel sama Rega trus nanyain kita lagi kenapaa.. trus emang bener orang sekantor tau gue sama Daniel sama Rega ada masalah gitu? kalo iya ko bi... (terpotong oleh Ara)

Ara
Heh, nanya satu-satu apa! Polisi aja nanya nya ngga gitu-gitu amat. (memprotes)

Ken
Ya trus? Verita dong tadi bang Dika ngomong apaa (setengah merengek)

Ara
Ya gitu nanyain lo bertiga lagi kenapa

Ken
Trus?

Ara
Ya gue jawab aja emang bener lo bertiga lagi ada masalah pribadi.. (melihat Ken yang akan berkomentar) nggak! Gue ngga nagsih tau apa maslahnya, lo kata gue ember!?


Mendengarnya Ken bernafas lega, namun wajahnya masih terlhat gusar.


Ken
Trus maslah orang sekantor.. (kembali terpotong, kali ini oleh Aca)

Aca
Ken! Orang punya mata, keliatan banget kali kalo kalian bertiga tuh ada apa-apa, dari pertama lo dateng kesini sama Daniel kan juga udah pada nanya hubungan kalian, ditambah si Rega terang-terangan ngedeketin lo! (melihat wajah Ken yang nampak makin suram Aca sedikit menghibur)bedanya, mereka cuman tau sebatas itu doang. Nah kita (menunjuk dirinya sendiri dan Ara) tau seluk beluknya.


Ken masih diam menanggapi masalah tentang dirinya sendiri.


Ara
Lagian mau sampe kapan si lo kaya gini mulu? Ngehindarin mereka? ngga selesai-selesai yang ada Ken.

Aca
Tau lu! (menambahkan) mana tau kedepannya lo bakal dapet projek yang sama lagi sama mereka.

Ara
Lo mau lari kemana juga masalah ngga bakal selesai Ken! Lo ngga cape apa? Ngga kasian sama mereka? dari waktu itu nih, uda keitung hampir setahun tuh anak dua masih usaha buat ngomong sama lo soal itu.



Begitu Ara selesai bicara Ken menatap Ara dengan wajah sendu, air matanya sudah terbendung, nampak sekali Ken berusaha untuk tak menangis.




CUT TO

SC.14. INT.EXT. LOKASI SHOOTING. TIMELAPS (KEGIATAN SHOOTING HARI PERTAMA SAMPAI MINGGU KEDUA)
(Ken POV)



Ken (vo)
Dan akhirnya, shooting dimulai. Berkat adivice kedua kakak ketemu gede gue mas Aca dan mba Ara,gue memutuskan untuk ngga lari dari masalah. Gue pelan-pelan berusaha untuk ngaak ngehindarin Daniel ataupun Rega, ya walaupun susah si mau ngehindar karena jobdesk kita intens dan saling berkesinambungan. Tapi kali ini, gue ngebraniin diri buat nyapa mereka duluan. Seengaknya, hubungan gue harus balik kaya dulu sebelum gue ke gap curhat tentang dilema gue waktu itu.



Terlihat Ken yang bicara terlebih dahulu pada Daniel dan Rega walaupun masih seputar adegan shooting.

Ken
Niel, buat Salsa, pas scene pake jaket denim  jangan lupa ganti kaos.

Daniel
Oke! Komandoo.. salsaa..

Ken
Ga, scene ini... (bercengkrama dengan Rega)

Ken (vo)
Hari berlalu, masuk minggu ketiga bang Dika Absen Shooting karena ada sesuatu, dan tugas utama dilimpahkan apda Daniel. Entah cuman gue yang ngerasa, atau antara Daniel dan Rega juga begitu, gue ngerasa lebih banyak interaksi sama Rega ketimbang Daniel. Ya walaupun karna jobdesk kita yang masih seputar visual di Kamera kita tetep beda departemen. Kalo aja ada seharusnya, ya harusnya gue lebih banyak interaksi sama Daniel, selain satu deartement, tugas gue yang seharusnya emang berinteraksi dengan sutradara .  Dan ini, jadi awal penyelesaian masalah gue.




CUT TO

SC.15. INT. EXT. LOKASI SHOOTING. KAFE. HALAMAN KAFE. SIANG
(daniel pov) Duduk dikursi director utama sejak dua hari lalu karena Dika tak ada. Saat break shooting nampak Ken yang masih bercengkrama dengan Rega dan sesekali tertawa ringan.



Daniel
(bermonolog dalam hati) sama gue apa lo ngga  bisa sesantai itu Ken? Dulu gue yang ada diposisi itu.


Lalu Daniel mengalihkan pandangannya


SKIP- BREAK MAKAN MALAM
(int. Didalam kafe)
terjadi lagi. Daniel membawa kotak makan malam dan softdrink favorit Ken. Namun saat menemukan Ken, sidana juga ada Rega. masing-masing mereka tengah memegang kotak makan malam dan saling tertawa.
Daniel meghela nafas lalu matanya berkeliling mencari seseorang. Dapat! Ia menghampiri Resa (seorang make up artist) dan memberikan kotak makan malam sekaligus softdrinknya.


Daniel
Buat lo!

Resa
Gue? Ngga salah ni? (melirik ke arah belakangnya. Ken)


Daniel pergi sambil sekilas melihat wajah Ken yang berubah.




CUT TO

SC.16. INT. LOKASI SHOOTING. KAFE. MALAM
Daniel sedang berdiskusi dengan tim DIT (akrab disapa boy). Wajahnya nampak kesal dan khawatir mendengar paparan Boy.


Daniel
Ngga bisa diakalin Boy?

Boy
Ya mungkin bisa sih, itu pun kalo stock gambarnya cukup, harus ngehubungin tim editor dlu baru bisa mutusin take ulanga atau engga.


Daneil berecak kesal lalu mengusap wajahnya kasar, dan berlalu kembali ke lokasi.
Sementara itu, begitu kembali ke set, Daniel mendapati Ken tengah asik berbicang dengan Rega entah membicarakan apa.
Daniel berjalan menhampiri mereka.


Daniel
Kerja.!! (dengan nada pelan, namun kontradiktif kearah Ken dan Rega)


Rega dan Ken sempat saling tatap karena bingung dengan nada bicara Daniel yang berubah namun mereka segera kembali ke posisi masih-masing.
Daniel mengintruksi agar shoot terakhir hari ini segera dimulai.


Yopi (astrada 2)
Perhatian, kita lanjut shooting adegan point. Adegan terakhir. dialog terakhir. Cek semua ambil posisi...



Setelah clap on dibunyikan, Daniel berusaha konsentrasi. Nampak adegan dari layar monitor didepannya. Detik itu, dialog terakhir di mainkan.


Tallent
“jika kamu jatuh cinta pada dua hati, pilih yang kedua. Karena jika kamu benar-benar mencintai yang pertama, tak akan ada yang kedua”


nampak wajah Daniel memerah begitu dialog selesai dibacakan, lalu berteriak,


daniel
cut..!! (menghela nafas dalam ) ck!! sal, ekspresi sal come on! Berapa kali gue bilang hari ini? ayo dong! (dengan nada menuntut)

Salsa (tanllent)
Oke! Sori bang!

Daniel
Ulangi!!


Dan hal itu terus terjadi sampai take ke 5. Daniel sudah tak bisa mengontrol emosinya. Ken yang melihatnya terganggu. Ia memasang wajah seperti “dia kenapa sih? Ngga pernah gue liat dia begini”.


Ken
Niel, lo kenapa sih? Yang sabar dong, jangan bentak-bentak gitu (pela sambil menepuk pundak Daniel berharap Daniel tenang)


Namun bukan tenangm Daniel justru terlihat makin marah.


daniel
tenang? Coba deh utueran posisi, mana bisa gue? Ini jug agara-gara lo tau ngga? (sedikit membentak)


Ken menatap Daniel bingung.


Ken
Kok lo jadi nyalahin gue?

Daniel
(menatap Ken tajam)nanti ya, abis kelar ini gue kasih tau kesalahan fatal lo (menujuk tepat di depan wajah Ken)


Mendengarnya Ken merasa sangat marah.
Sementara itu disebrang nya, Rega melihat kejadian itu.




CUT TO

SC.17. INT. EXT. KAFE. MALAM
Begitu selesai meneriakkan kata ‘Cut’ yang menandakan shootin berakhir, Daniel langsung meniggalkan set, dan komando di ambil alih oleh Yopi.
Ken melihat Daniel meninggalkan set berusaha mencegahnya.


Ken
Niel..!! Daniel..!! Niel..(karena daniel tak berhenti, memutuskan untuk mengikuti Daniel)


Sampai di dalam, Ken mendapati Daniel bersama Boy.


Ken
Niel! Lo kenapa sih hah? bisa ngga emosi lo di kontrol dikit? Lo orang utama disini kalo bang Dika ngga ada! Kok lo main pergi gitu aja sih!?

Daniel
Liat sendiri alesannnya! (daniel menunjuk laptop yang tengah di pegang boy dengan dagunya lalu bersedekap)

Ken menurut karena ingin tahu alasan kenapa Daniel semarah itu. boy menjelaskan bahwa ada adegan saat shooting jumping yang visualnya tak seimbang dan itu fatal.
Namun setelah melihat dan mendengar penjelasan dari Boy Ken masih tak mengerti apa alasan Daniel semarah itu. Ia menatap Daniel tak percaya.


Ken
Cuman gara-gara ini..

Daniel
(menyela)Cuman kata lo?

Ken
Ya trus? Adegan  itu Niel, gue atau lo sama-sama tau itu bisa diakalin!! Lo yang hari ini marah-marah ngga jelas tau nggak!

Daniel
Lo ngga ngerasa bersalah sedikitpun?

Ken
Fine! Itu salah gue, gue minta maaf! Dan itu bisa diperbaiki, trus sekarang masalahnya apa? Masih mau nyalahin gue?

Daniel
Gampang ya lo ngomong maaf?

Ken
Ya kan penyelesaiannya udah ada Niel! (ken berusaha agar tak meninggikan suaranya)

Daniel
Ini bukan masalah penyelesaiannya Ken!

Ken
Trus apa? (ken tak bisa menahan untuk tak meninggikan suaranya)

Daniel
Kinerja lo Ken!! (membentak)


Dan tepat setelahnya Rega menginterupsi Daniel.



Rega
Niel stop!! (setengah berteriak setengah memohon) orang-orang bisa denger kalian ribut gini!! (berjalan mengampiri Ken dan Daniel)


Boy yang tadinya terjebak anatara Daniel dan Ken akhirya pergi.
Tinggallah mereka bertiga. Daniel dan Rega masih adu tatap selepas kepergian Boy.


Daniel
Ngga ada urusan gue sama lo!

Rega
Urusan Ken, urusan gue juga!


Mendengarnya Daniel hanya tersenyum sarkastik. Ken sudah tau jika ini bukan hanya tentang shooting.


Ken
Stop kalian berdua.. (nada memohon, namun tak ada pergerakan sedikitpun) Ga, udah ayo.. (ken menarik Rega menjauh)


Daniel tak bisa menahan Ken. Ia pasrah melihat Ken dan Rega menjauh. Selanjutnya Ia hanya tersenyum kecut.




CUT TO

SC.18. INT. KAFETARIA KANTOR. PAGI.
Ken, Rega, Aca, Ara dan Boy tengah duduk di satu meja, berkonsentrasi pada satu laptop yang di ada ditangan Ara.


Ken
Bisa kan mba? (bertanya penuh harap)

Ara
Udah tenang aja bisa kok! Ini karena gue yang megang aja makanya hasilnya ngga terlalu alus gini. Pj Editor tim lo kan kepala departemen. Bisa lah begini doang.(nada mantap dengan sedikit menghibur)


Setelah mendengar paaran Ara, semua menghela nafsa lega.


Rega
Makasih ya mba!

Ara
Yealah kaya sama siapa aja lo!

Aca
Gue kira apaan, panik banget sampe segitunya? (pada Ken) kasian noh si Boy keganggu waktu liburnya gara-gara lo (kali ini menujuk boy)

Boy
Ini sih ngga masalah mas, lo ngga tau aja kemaren gue berasa ada ditengah perang dunia ke-3! (mencibir ke arah Ken)



Ken baru akan menyahuti gurauan Boy, namun hanphone nya bergetar tanda panggilan masuk.
Ken melihat nama di layar lalu mengabaikannya dan kembali memasukkan Hpya ke saku hodienya.
Tanpa ken sadar, Rega melihat itu.




CUT TO

SC.19. EXT. RUMAH KEN. PAGI
Sementara Ken tak mengangkat panggilannya Daniel tengah berdiri di depan rumah Ken dan memutus kan membunyikan bel

Ting tong.. ting tong..

Tak lama, seseorang perempuan mirip Ken (Ran, kakak Ken) muncul dibalik pintu. Dan sat melihat Daniel, Ia langsung menyambutnya.


Ran
Daniel?

Daniel
Eh, iya, pagi ka.

Ran
(menatap Daniel heran) loh, kok kamu kesini? Ken pagi-pagi banget udah pergi katanya mau ke rumah kamu

Daniel
Hah? (kini daniel yang menatap Ran bingung) ngga tuh (menggeleng), aku bau mau ngajak ketemu, tapi telfon aja ngga diangkat. (menunjukkan hpnya)

Ran
Lah trus dia kemana dong? Coba kamu terlfon lagi Niel, siapa tau dia emang nggak ngabarin kalo kerumah kamu.(cemas)

Daniel
Yaudah kalo gitu aku pulang aja deh Ka, siapa tau dia udah dirumah.

Ran
Yaudah deh, kabarin ya niel.. hii kemana kali tuh anak (bergumam sendiri)

Daniel
Yaudah aku pamit ka

Ran
Oke, ati-ati ya..

Daniel
Lo kemana si Ken?.. (bertanya dalam hati)




CUT TO

SC.20. EXT. PARKIRAN KANTOR. MALAM
Ken baru akan pulang setelah menceritakan kronologi kejadian kemarin dengan Daniel pada Ara dan Aca. Ken hendak pergi namun tertahan oleh panggilan Rega.


Rega
Ken!

Ken menoleh mendapati Rega setengah berlari kearahnya.

Ken
Kenapa ga?

Rega
mmm.. (ingin bicara tapi ragu) soal Daniel (lalu berdehem sambil memperhatikan wajah Ken)



Ken masih terdiam menunggu Rega menyelesaikan kalimatnya dengan  tatapan “kenapa?”


Rega
Soal Daniel..(Rega menggeleng seolah tak ajdi bicara) baca script aja Ken, kalo lo bingung.


Awal nya Ken sedikit bingung, tapi dengan cepat mengerti maksud Rega.


Ken
Dialog terakhir? (bertanya memastikan)


Rega hanya mengangguk lalu tersenyum.
Setelah itu Ken merasa Ia harus segera pergi.


Ken
Gue duluan ya Ga.. (berlalu tanpa menunggu persetujuan dari Rega)




CUT TO

SC.21. EXT. JALAN KE RUMAH KEN. MALAM.


Ken (vo)
Malem itu, sepanjang perjalanan gue pulang kerumah, gue terus mikirin tentang dialog terakhir itu.
“jika kamu jatuh cinta pada dua hati, pilih yang kedua. Karena jika kamu benar-benar mencintai yang pertama, tak akan ada yang kedua”
Jika kamuu.. gue terus mengulang-ngulang kata itu, “jika.. jikaa.. jikaa.. “




CUT TO

SC.22. INT. KAMAR KEN . MALAM
Ken sedang rebahan menatap langit-langit kamarnya, sementara itu, dialog terakhir terus terdengar ditelinganya.



(vo)
“jika kamu jatuh cinta pada dua hati, pilih yang kedua. Karena jika kamu benar-benar mencintai yang pertama, tak akan ada yang kedua”


Tiba-tiba pintu kamar Ken di ketuk. Tok tok tk..


Ran
Ken..!

Ken
Masuk ngga dikunci ka.. (setengah berteriak)

Ran
Heh! Lo kemana tadi? bohong aja lo ke rumah Daniel, si Daniel ke sini nyariin lo! (sedikit mengomel sambil masuk ke kamar Ken)

Ken
Hah!!? Daniel? Kesini? Serius? (yang tadinya rebahan langsung mendudukkan tubuhnya minta penjelasan pada Ran)

Ran
hah? Daniel? Kesini? Serius? (mengikuti gaya bicara Ken) ngapain juga gue bohong!



Ken tak menyahut lagi, Ia langsung mengambil Hp nya dan menemukan 27 panggilan tak terjawab dari Daniel dan lebih dari 30 delive massage.


Ran
Emang lo kemana si hah? Pergi ke tempat macem-macem ya lo?



Ken tak menggubris candaan Ran. Ia masih fokus pada pesan dari daniel.
Ken membaca Pesan terakhir Daniel. Berbunyi,

Daniel (vo)
“Ken, pliss.. angkat telfonnya, biarin gue ngomong sekali aja, gue minta maaf Ken..”
(kamera CU pada pesan teks dari Daniel)


Setelah membacanya Ken sadar akan sesuatu.
Air mata Ken sudah terbendung menatap layar handphonenya, namun Ia burusaha agar tak menangis, apalagi masih ada Ran disini.
Buru-buru ken menguris Ran dari kamarnya. Setelah itu Ken membalas pesan Daniel.




CUT TO

SC.23. INT. EXT. LOKASI SHOOTING. SEBUAH RUMAH. PAGI

Sampai di Lokasi ken langsung mencari seseorang. Matanya mencari ke setiap sudaut rumah. Tak perlu lama. Ia mendengar suara tawa seseorang. Mendengarnya, Ia lalu tersenyum dan segera menuju ke sumber suara.
Di halaman belakang, Ken melihat sosok yang amat Ia kenal. Lelaki tinggi berbahu lebar dan selalu tertawa karena hal-hal kecil.


Ken
(bermonolog dalam hati) dasar cheesy.. apa-apa diketawain.. udah lama gue nggak liat lo ketwa selebar itu.. (tersenyum lagi) Daniel..!!


Daniel menoleh mendapati ken berdiri tak jauh darinya, lalu setengah berlari menghampiri Ken.



Daniel
Hai..(begitu sampai didepan Ken, senyum nya hilang digantikan raut wajah bersalah)Ken, soal kemaren..

Ken
Eisshh.. (mendengus kesal) gue kesini ngorbanin hari libur gue, bukan bukan buat denger lo minta maaf.


Daniel tersenyum mendengarnya.


Daniel
Trus?

Ken
Gimana kemaren libur shooting dua hari? Cukup? (Ken mengalihkan pembicaraan sambil berjalan menuju ruang tengah)


Daniel otomatis mengekor.


Daniel
Bukan cukup atau engga masalahnya.. (lalu merogoh kantong hodienya, lalu mengeluarkan handphonenya)

Ken
Trus? (sambil memerhatikan gelagat Daniel)

Daniel
Nih! (menujukkan pesan yang Ken kirimkan padanya tadi malam)



Isi pesan Ken (meminta Daniel untuk menunggunya di lokasi pagi ini, dan dialog terakhir)


Daniel
Minta ketemu, tapi bawahnya dialog yang bikin gue naik darah.


Ken dan Daniel duduk di ruang tengah.
Ken tak menanggapi, Ia haya menatap menunggu Daniel menyelesaikan kalimatnya.


Daniel
Jadi, siapa yang pertama? (bertanya degan hati-hati)

Ken
Lo! (menjawab dengan mantap)

Daniel diam sebentar, mengagguk dan memasang raut wajah kecewa yang berusaha Ia tutupi seakan sudah tau apa yang akan Ken katkan.


Daniel
Jadi, lo sama Rega?

Ken
Enggak! (lebih mantap dari sebelumnya)karena ngga ada yang kedua Niel.. (lanjutnya melihat raut wajah Daniel yang kebingungan)


Daniel diam. Menatap Ken lekat. Selanjutnya Daniel menangkup pipi Ken dangan kedua tangannya.

Daniel
Ya ampun Ken.. gue ngga bisa tidur tau nggak! Gue pikir lo.. (tak bisa melanjutkan kalimatnya lalu hanya bisa tertawa)

Melihat Daniel tertawa, Ken ikut tertawa. Kemudian Daniel berdiri sambil mengulurkan tangannya kearah Ken.

Daniel
Ken, pacraa yuk?


Ken tertawa lagi mendengar ajakn yang tiba-tiba itu, tapi akhirnya Ia menyambut tangan Daniel juga.




CUT TO

SC. 24. EXT. TAMAN BELAKANG. PAGI/SIANG


Ken (vo)
Dan begitulah, gue menyadari, satu-satunya cinta gue adalah cowok didepan gue ini. Daniel. Species Cowok cheesy yang ngga akan pernah gue temuin lagi dimanapun. Dan Rega? dia hany satu dari intermezo kisah cinta gue dan Daniel.
Ken dan Daniel asik bercanda dengan kru dan cast yang datang satu hari lebih awal dari hari yang dijanjikan di lokasi.




CUT TO.

SC.25. INT. RUMAH REGA. PAGI
Sementara itu, Rega masih memandangi layar Handphonenya di laman pesan. Ia membaca pasan dari Ken lalu tersenyum.
Isi pesan Ken : 
“Sorry Ga, tapi nggak ada yang kedua buat gue”


Rega
Congrats Ken..




-The end-